Assalamualaikum. Sedikit berbagi cerita hari ini (minggu 21 Feb 2016)
Pesiar hari ini jauh lebih awal dari biasanya, yakni jam 07.30 wib sudah
dizinkan keluar kampus, tetapi harus kembali jauh lebih awal yakni pukul 18.00
sudah apel penerimaan pesiar. kali ini saya tak sendiri, saya mengajak diks
kader (inisialnya tedy nofrizal, 20) untuk pesiar sama-sama, pukul 09.00 wib kami
sudah di bukit tinggi, karena masih terlalu pagi jadi kota belum begitu hidup,
sehingga kami mengunjungi keluarga dari kerinci yang kebetulan sedang sakit di
RSAM Bukittinggi, setelah berkelakar menghibur orang sakit hingga jam 11.00 wib
baru kami melanjutkan safari.
Tak
lama berkutat di bukit azan zhuhur memanggil, jadi kami sholat di masjid agung
tengahsawah, dan kebetulan kultum qobla sholah membahas tentang orang tua. Singkat
cerita setelah sholat ketika hendak pulang, tiba-tiba pikiran saya teringat
ibu-ibu yang sudah sangat tua (untuk standar pedagang) yang berjualan buku
disekitar trotoar pasar bawah, tapi karena sudah terlanjur ingin pulang
sehingga saya berpikir, ya sudah mungkin sekarang belum rezeki ibu itu.
Namun,
beruntung saya tanya “ted, masih ado yang nak kau beli dak.? – izin bang kami
nak beli case nametag di pasar bawah bang” nah Jadi kami langsung putar haluan
balik kanan untuk mencari case nametag di pasarbawah bukittinggi, mungkin ini
yang dijanjikan allah “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di
bumi melainkan Allah yang memberi rezekinya dan Dia mengetahui tempat berdiam
binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang
nyata.” ( Hud : 6 )
Mungkin
kali ini memang sudah ditetapkan rezeki ibu, ketika tedy pergi mencari
buruannya saya mendekati ibu tua itu dan alhamdulillah dia sudah kembali di
dekat dagangannya setelah dari sholat zhuhur, saya langsung bertanya “A:bukunya berapa buk (buku kumpulan doa
lengkap : sesuai alqur’an dan sunnah) dia menjawab I:Rp.15.000 nak” sebenarnya itu hanya alibi saja bagi saya untuk
berbincang lebih jauh dengan ibuk yang sudah sangat keriput itu, lalu A:ibu umurnya sudah berapa” - I:ibu sudah 76 tahun nak, A:76 tahun tetapi masih bisa baca tulisan
sekicil ini ya buk, pendengarannya juga masih bagus, I:alhamdulillah
nak, ibuk juga masih bisa baca alqur’an tanpa pakai kacamata, makanya ibuk
masih berusaha untuk mandiri (tidak meminta-minta) A: (dengan nada bercanda) apa rahasianya buk.? Pasti ibu membaca do’a-do’a yang ada
dalam buku ini ya.? – kami pun tertawa bersama, sebelum pergi saya langsung
membayar buku itu kemudian salaman dan mencium tangan ibu tersebut.
Hah, dasar wanita tua yang luar
biasa.! Saya sangat bangga melihat ibu tadi, disaat di
kota besar seperti itu orang ‘setua’ beliau, bahkan banyak yang lebih muda,
lebih sehat, berlomba-lomba memohon belas kasihan, namun dia masih sangat
mengjaga kehormatannya dari kegiatan meminta-minta, memang buku yang terjual
harganya tak seberapa di mata manusia, tapi semoga buku tersebut menjadi sumber
ilmu bagi pembacanya dan tentu akan menjadi ladang pahala bagi ibu. Insyaallah
Hal
ini juga membuat saya teringat dengan bpk.Mangulak
Basa (82 Tahun) yang saya temui ketika didalam bus menuju payakumbuh,
beliau menjual buku percakapan bahasa inggris dan juga mengusai english “very good”. hal tsb Merupakan hal yang
langka. Singkatnya kita sebagai generasi muda harusnya malu untuk
bermalas-malasan belajar, kita harunya ingat suatu saat nanti akan tiba masanya
kita untuk memimpin negeri ini, lalu apa yang sudah kita persiapkan.? Jika
bukan dengan belajar!! Kita pasti sama-sama sepakat tidak akan sudi menerima
pemimpin yang bodoh, dipimpin oleh orang yang malas, apalagi dipimpin oleh
orang yang bejat. Untuk itu kita harus belajar baik, untuk menjadi pemimpin
yang baik dimasa depan, mungkin saya tidak pantas mengatakan hal ini, karena
sebenarnya saya juga seorang pendosa, namun Jikalau kita tidak mempersiapkan
dari sekarang maka kapan lagi?
Semangat
rekan-rekanku, generasi muda indonesia, mungkin generasi orang tua kita telah
gagal membawa bangsa ini bangkit, namun generasi kita kedepan harus mampu
mewujudkan itu semua, dan rekan-rekan nindya praja IPDN, selamat melaksanakan UTS tetap junjung prinsip “mending omong kosong dari pada kertas kosong,
mending kertas kosong daripada terisi betul dengan cara bohong”
Jazakumullah
khoir !!!
assalamulaikum warahmatullah wa bararokah