Assalamualaika ya abii, assalamualaika bitririk, assalamualaika abi afham,
assalamualaika abi ayaz, walidayya J kayf halk? hal yazal
hunak saebat bihayth li'awwal marr? (semoga kamu selamat ayah, keselamatan
untukmu kepala keluarga, keselematan untukmu ayah yang pandai, keselamatan
untukmu ayah yang pekerja keras, orang tuakuJ
bagaimana kabarmu? Apakah masih setegar yang dulu)
Alhamdulillah hari ini 10
februari, semalam dapat sms dari mak kalo ayah ulang tahun ke 50-an, katanya
lagi potong-potong kue lagi kumpul lengkap, Cuma kurang satu.
Saya langsung balas “iyolah ma semakin bertambah umur semakin
dekat dengan ajal, semoga semakin lebih baik dan lebih taat dalam ibadah. Selamat
ulang tahun tuk ayah maa” begitu persisnya isi sms sok bijak biar si mak
pikir kalo anaknya sudah dewasa di negeri orang.
gak nyangka si apak sudah berumur
setengah abad, alhamdulillah tuhan menganugerahkan beliau umur yang panjang,
saya tahu persis bahwa 50 tahun hidupnya adalah 50 tahun yang luar biasa, yang
mungkin tidak semua manusia dapat setegar beliau.
ABU HAPAS ! pohon yang berbuah terbaik.
Bujang adalah panggilan kecilnya,
adalah pemuda yang paling tangguh yang pernah aku kenal, aku bahkan tidak malu
mensejajarkan beliau dengan tokoh hebat di dunia ini. alur hidup beliau telah
menginspirasiku sehingga aku bisa seperti ini.
Ya itulah beliau! Haji Abu hapas, ayahku !
Lahir dari di pinggiran danau
kerinci(desa koto salak) 10 Februari 1966, anak semata wayang dari pasangan
siti dan nahari yang menikah pra kemerdekaan RI. Kesedihan sudah bersahabat
dengan beliau semenjak kecil, umur 2 tahun beliau di tinggal untuk selamanya oleh
ibunda tercinta. Terpaksa beliau memiliki banyak ibu sesusuan dengan balita
seumuran beliau waktu itu karena memang masih sangat butuh Air Susu Ibu (ASI). Sejak
kecil semata wayang dan ayahnya beristri muda, Ia pun tinggal dengan keluarga
di sekitar tanah cuguk (tanco), ayaz (pekerja keras) sudah terlihat sedari dini,
mendengar perjuangan beliau sekolah membuat aku tak punya alasan lagi untuk
malas belajar, untuk membiayai sekolah beliau berladang, bersawah dan membantu
penduduk sekitar.
Saking kerasnya bekerja beliau
jadi mengabaikan kesehatan beliau, hingga pendengaran beliau begitu lemah, ya
mungkin keseringan mengangkat yang berat di luar beban anak seusianya sewaktu
kecil.
Tak hanya itu, sewaktu SMP rumah
peninggalan orang tua yang beliau tempati hangus di lalap si jago merah, beliau
pernah berkata “tiada lagi yang tersisa
setelah itu sebagai kenang-kenangan dari ibunda kecuali cerita-cerita orang tua”
bahkan hingga saat ini beliau tidak pernah berziarah ke makam ibunda, bukan
karena tidak ingin tetapi tiada satu orangpun yang tahu dimana taman surga itu
berada.
Hal yang paling ku teladani
adalah semangat belajar beliau yang tidak ada tandingan, beliau memiliki suara
mengaji yang indah, beliau seorang khattat (kaligrafer) tingkat nasional,
beliau memiliki pondasi agama yang sangat kuat.
semenjak kecil beliau bercita-cita untuk
menjadi seorang guru, beliau sangat takjub dengan pekerjaan mulia tersebut, mungkin
orang lain yang tahu keterbatasannya akan menyibir dan pesimis akan
cita-citanya tersebut, tapi berkat kesungguhan dan konsistensi ihtiarnya, dia berhasil
meraih cita-cita menjadi seorang guru!
Kini ayahku sudah tidak terlalu
sehat seperti dahulu, matanya sudah ikut-ikutan lemah, mungkin untuk membaca
tulisan itupun sudah tak nampak. Tapi aku menulis ini hanya ingin mengungkapkan
betapa aku sangat menyayangi beliau.
Kamu adalah manusia selalu di
urutan pertama dan tidak pernah aku lewatkan dalam setiap doa selepas sholat,
aku yakin tidak ada doa yang sia-sia walaupun saat ini belum di tunjukan, doa
tersebut adalah “ya allah, berikanlah kesembuhan
untuk ayahku,berikanlah kesehatan pada kedua orang tuaku, cukupkanlah kami
dengan rezeki yang halal, sehingga kami tidak membutuhkan rizeki yang haram” begitulah
penggalan doa yang tak putus saya panjatkan 5 kali sehari.
Ayah, kamu semakin tua, dan kami
(anakmu) semakin besar, aku takkan dapat umur 20 tahun ini jika aku tidak
mencuri selama 20 tahun darimu.
wajar jika pendengaranmu lemah
karena kami berempat telah sepakat mengambilnya, wajar matamu lemah karena kami
berempat telah sepakat untuk memetiknya, wajar saja kamu sudah banyak yang
lupa, karena otak itu sudah kami rampok. Wajar tubuh itu lelah karena
kesehatanmu sudah menjadi milik kami. kami anggap itu semua kado darimu,
TERIMA KASIH AYAH!
Kamu harus tahu aku sangat bangga
punya ayah sepertimu, aku tidak akan pernah malu, aku masih beruntung punya
ayah yang cuma kurang sehat, daripada mereka yang tidak punya lagi!
“Suatu saat nanti, aku akan berprestasi, aku akan menuntun tangan
kalian berdua, ayah dan ibu ke panggung hebat tersebut, aku akan sampaikan
kepada orang banyak bahwa, aku saat itu dilahirkan dari orang tua yang hebat
seperti kalian” ini janjiku, semoga tuhan kita menunjukan jalannya, isnyaallah!
Note :
tulisan ini memang tak bisa dinikmati
oleh mereka, semoga abang dan adikku yang membaca ini bisa semakin menjaga
beliau di rumah, tulisan ini akan kekal di arsip teknologi, aku berharap suatu
saat anakku membaca tulisan ini, dia tahu kemudian bahwa ia memiliki kakek yang
hebat, dan aku juga berharap anakku menceritakan aku yang baik-baik pada
cucuku!
“Sejuta kata cinta akan hilang
ditelan waktu, tetapi sebait tulisan usang akan abadi hingga akhir hayat” –aldiwan-
Barakallahu fi’
Assalamualaikum warahmatullah...
wabarakah.....
sebelum anakmu yang membacanya, aku lebih dulu. :-)
BalasHapus