MENIKAH MEMBUKA PINTU REZEKI.?

by Label: di


Siapa yang tidak ingin menikah, tentu mau semua kan. Memang betul ini sangat diimpikan oleh setiap orang. Selain memang kodrat manusia membutuhkan pasangan. menikah juga merupakan sunnah rasulullah sallahualaihi wassalam. Namun tentu ibadah menikah ini bukanlah suatu yang sepele, bahkan ibadah ini merupakan ibadah terlama yang tidak ada istirahatnya hingga maut menjemput memisahkan.

Sebab tersebut pula seringkali menghadirkan dilema kepada siapa saja yang hendak menuju pernikahan, mulai dari dilema memilih pasangan, dilema memilih hari, dilema menentukan resepsi, dilema akan kehidupan setelah menikah baik perkara materi maupun rohani, serta banyak dilema dilema yang lain. Bahkan setelah menikahpun akan semakin hari semakin banyak dilema-dilema.

Sebenarnya itu semua bisa jadi bisikan syaitan untuk menjauhkan dari sesuatu yang halal, hingga membuat nyaman manusia terhadap sesuatu yang sebenarnya diharamkan seperti berpacaran, bukan hanya yang belum menikah. yang sudah menikah pun banyak tergoda, baik istri maupun suami. hal tersebut sangat wajar karena memang “prestasi” terbesar syaitan adalah membuat bercerai suami istri.

Sebagaimana dikisahkan dalam suatu hadist :
“Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air (laut) kemudian ia mengutus bala tentaranya. Maka yang paling dekat dengannya adalah yang paling besar fitnahnya. Datanglah salah seorang dari bala tentaranya dan berkata, “Aku telah melakukan begini dan begitu”. Iblis berkata, “Engkau sama sekali tidak melakukan sesuatupun”. Kemudian datang yang lain lagi dan berkata, “Aku tidak meninggalkannya (untuk digoda) hingga aku berhasil memisahkan antara dia dan istrinya. Maka Iblis pun mendekatinya dan berkata, “Sungguh hebat (setan) seperti engkau” (HR Muslim IV/2167 no 2813)

Namun hal tersebut bukan fokus kita, melainkan Benarkah Menikah Membuka Pintu Rezeki.? Sebenarnya Banyak yang sudah membuktikan bahwa dengan menikah akan terbuka pintu rezeki. Awalnya cuma hidup pas-pasan dengan gaji pas-pasan dan hidup di rumah kontrakan yang sempit serta makan yang pas-pasan. Ternyata Allah beri kelapangan setelah kesempitan. Karena Allah menolong setiap orang yang menikah yang ingin menjaga  kesucian dirinya.

Diluar nalar memang jika di hitung dengan matematika, dan wajar kekhawatiran itu menggerayang di pikiran manusia, karena jujur saya juga merasakan hal yang sama ketika hendak menikahi sang istri bulan lalu. Keraguanku sempat memuncak, dalam posisi merantau dengan hidup menumpang dan gaji pas-pasan PNS golongan III.a itupun hanya menerima delapan puluh persen saja karena masih CPNS, setelah dikurangi ongkos ojek yang hampir sepuluh ribu sehari, makan tiga kali sehari, belum lagi listrik dan air, juga sodara yang perlu dibantu, kalaupun ditambah TPP, rasanya pasti tidak cukup untuk menghidupi anak orang, lagian tidak mungkin lagi mau minta bantu sama orang tua, malu rasanya.

Akhirnya berkat nasehat ustad dan orang orang terdekat saya bulatkan tekad, bismillah dan siap untuk menikahi salah satu wanita tercantik di dunia, tentu bukan karena cantiknya saja melainkan karena manhaj agamanya yang membuat hati saya “kalah” walau belum lama mengenalnya.

Ternyata benar satu persatu kejadian tidak masuk akan terjadi, saya “tercengang” rupanya Allah memang tidak pernah mengkhianati janjinya sebagaimana hadis Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,Ada tiga orang yang akan mendapatkan pertolongan Allah: (1) orang yang berjihad di jalan Allah, (2) orang yang menikah demi menjaga kesucian dirinya, (3) budak mukatab yang ingin membebaskan dirinya.” (HR. An-Nasa’i, no. 3218; Tirmidzi, no. 1655; Ibnu Majah, no. 2518. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Karena jarak dari khitbah dan menikah sangat pendek. Tidak sampai tiga minggu, itupun dikurangi waktu dinas, jadinya semua persiapan sistem kebut. termasuk kabar mengabari. Banyak yang marah dan kecewa, karena tak sempat dikabari satu persatu. Saya sudah pasrah “apa jadinya nanti” raguku dalam hati.  Bagaimana tidak, bahkan untuk maharpun belum ada. Saya terus berdo’a. Memanfaat kan waktu “Arafah” yang katanya sangat mustajab untuk berdoa, ternyata benar.  Bantuan datang dari arah tak terduga, saat mengunjungi BPKAD Kerinci (kantor saya sebelumnya), ternyata masih ada honor beberapa bulan kegiatan yang belum saya ambil, padahal saya sudah iklas atas apapun hak saya di kantor yang sudah banyak memberikan pengalaman dan ilmu yang bermanfaat. Lagian sudah jadi kewajiban saya untuk mengabdi kepada tanah kelahiran. Oke, masalah mahar selesai. Lalu keberuntungan juga Allah hadirkan aku dilingkungan yang masih sangat kental asas gotong royong nya, mendekati hari H berduyun-duyun tetangga dan keluarga terdekat untuk memberikan bantuan. Alhamdulilllah segalanya lancar jaya hingga sah menjadi a young husband. mungkin doa mantan hujanpun turun seketika teringat jurus Akhi Salim Fillah lalu kudekat telinganya sambil berbisik "langitpun menangis wanita terbaiknya sekarang jadi milikku" yes, gombal pertama berhasil. 

Tak lama kemudian, Suka tak suka harus berpisah sementara, LDR. Ujian yang berat untuk pengantin baru. “harus keluar ongkos lagi kalau mau bertemu” gumanku. Namun tak lama. Lagi lagi Allah tepati janjinya, tiga minggu setelah menikah saya mendapat amanah menjadi Plh. Kasubid Belanja Lansung BPKAD Kab.Empat Lawang, satu tingkat lebih tinggi dari tempat kerja lama, dari yang dulu mengentry sekarang hanya tinggal paraf saja, Walau hanya Pelaksana Harian saya bersyukur dipercaya dan juga dipinjamkan Roda dua yang Tua bertenaga kuda yang jadi kendaraan dinas pertama dalam karirku, lagi lagi bersyukur yang kemarin sepuluh ribu untuk ongkos sekali pulang pergi sekarng bisa untuk seminggu kerja, sarapan dan makan siang juga tidak dipikrkan lagi, kemudian Beban kerjanya hampir tiga kali lipat dari TPP di tempat sebelumnya.

Lingkungannya juga sangat kondusif, dikelilingi oleh orang orang baik yang selalu mengingatkan kebaikan,pandangan orang-orang jadi lebih “respect” ketika saya jawab “sudah” ketika ditanya “sudah berkeluarga belum?” nasehat yang mereka berikan juga lebih serius dibanding ketika waktu masih membujang, itu saja rasanya sudah tak ternilai nikmatnya, belum lagi ditambah “bonus” istri soleha yang membuat tentram jiwa raga, pelipur lara, penunduk pandangan dan pembatu untuk berbakti kepada orang tua. Alhamdulillah.

Saya sering diminta motivasi oleh teman untuk segera menyusul, namun sulit memang untuk memberi keteguhan bagi siapa saja yang akan menikah, ibaratnya mengatakan kepada penghuni goa bahwa kehidupan di luar goa akan lebih baik, lebih bewarna dan lebih indah, namun tetap saja orang yang sudah kadung nyaman dengan kehidupan goa tidak percaya dengan cerita orang, begitu juga rasanya bercerita kepada jomblo konsisten bin ahli pacaran terhadap indahnya pernikahan, lah kok begitu? Ya soalnya saya sadar diri dulu juga begitu,  karena rasanya tidak ada yang dapat meneguhkan hati kecuali izin allah dan kapasitas ilmu yang dimiliki.

Kembali ke pertanyaan awal kita benarkah menikah membuka pintu rezeki maka tentu jawabannya adalah iya, benar! We just need to be tawakkal illallah, karena Allah tidak akan menghianati janjinya.
Walaupun rasanya tidak mungkin persis yang alqur’an bilang bahwa Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS. AthTalaq:2-3)

semoga Allah Mudahkan bagi siapa saja yang hendak menuju jenjang pernikahan dimudahkan oleh Allah subhanataala dan menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah seperti yang diidamkan oleh seluruh pasangan di dunia ini.
Terakhir, pesan khusus untuk istri tercinta yang semoga dalam waktu dekat kita dapat bersama “thankyou for the lovely first month, and bismillah for the next thousand months, i love you”


D'Cabin

Gombal Berpahala

Gagal Gombal



Saksi Bisu
Posting Komentar

Back to Top