DAMAILAH DAMAI TANAH RANTAUAN

by Label: di


Sampai kapan akan tetap bertahan, tanah subur yang tuhan anugerahkan, seringkali di nodai dengan darah dan kejahatan, nyawa nyawa seperti tak ada harga, bunuh-bunuhan dianggap biasa, walau di usut sering kali masalahnya hal hal kecil saja, kriminalitas masih tinggi, curat dan curas tak henti henti, walaupun ada sejuta polisi, namun jika mindset tak berubah sampai kiamat pun terus begini.
Bagaimana kita kan maju, setiap hari ditakuti isu, isu yang mengurungkan investor untuk datang, rasa takut yang terbayang bayang, suasana yang makin mencekam, seperti yang aku pikirkan saat pertamaku datang, walau sebenarnya tidak seburuk yang dibayangkan.

Dengarlah dengar para perusuh, semua olehmu yang membuat gemuruh, ingatlah kite saudara walaupun jauh, jangan seperti menempel kersik di buluh, nasehat baik kau buang jauh jauh. Jangan berebut buluh hanyut tangan luka buluh tak dapat, jangan mudah bunuh membunuh, nyawa manusia lebih beharga dari dunia dan akhirat.

Kita diatas tanah yang sama, jemo dusun dan pendatang saling menebar cinta, kedamaian adalah suatu cita cita, cita-cita yang sama-sama kita damba, kita Bersama pemimpin dan harapan baru, taati dan patuhi selalu, jangan mudah terprovokasi karena kehidupan madani adalah harga mati.

Ingatlah ingat adingku sayang, badan yang alap bukan untuk kejahatan,  umur mudo jangan di buang buang, sayangi diri sayangi badan, buat bangga wongtuo dan tanah kelahiran. untuk kakangku yang aku hormati, pikikan agi sebelum terjadi, Sebelum itu terjadi hentikan gawean ini, sajam dan senpi jangan dipake agi kalau sampai kakang mati bini jando dimbek kanti.

Ulama dan umaro tingkatkan sinergi, Bersama masyrakat mengawal demokrasi, setiap masalah pasti ado solusi, solusi yang menghapus tradisi, tradisi lama tinggalkan sudah, sudah saatnyo kito berbenah menuju  kehidupan yang lebih indah.

Ditulis atas dasar cinta, pemuda pendatang yang dikirim tuhan untuk mengabdi di daerah ini.
Aldiwan

Posting Komentar

Back to Top