AYAH TIRI YANG BRUTAL
Kekerasan akan menimbulkan
perlawanan yang sama kerasnya
–mahatma gandhi-
Hal itu terjadi lagi, Seekor anak camar yang
bernama ‘ruri’ terbang dari kerumunannya karena mendapat perlakuan yang tidak
adil dari ayah tirinya bernama ‘brutus’, ruri memang sering mendapat teguran
dari seluruh ayahnya dilingkungan tersebut begitu juga ayah kandungnya, baik
teguran fisik maupun lisan. Dan seberat apapun yang diberikan ayah kandungnya
tidak menggoyahkan ruri untuk hidup lingkungan kelahirannya tersebut. Namun duniapun
tahu ayah tiri lebih kejam dari ayah
kandung, sewaktu ruri tersebut terlelap entah apa yang merasuki brutus yang
anarkis dan kejam tersebut sehingga ia menggeledah sarang anak camar yang
malang ini, kemudian mencari kesalahan ruri. Dan benar setiap anak burung sudah
pasti memiliki kesalahan masing-masing, bahkan brutus ketika masih anak-anak
juga memiliki catatan hitam yang sangat tidak patut dicontoh.
Kemudian
Ruri pun disidang, berjam lamanya hantaman dan makian pun bertubi diterima
ruri, jap jap tajam ke badan ruripun tak terelakan, sebagai anak burung yang di
doktrin loyal ruri pun hanya bisa menerima, walaupun malam itu ruri seperti
dihilangan hak asasinya, namun untuk kalangan anak camar pukulan sekeras apapun
sudah biasa diterima. Akan tetapi mungkin karena dendam kepada ruri, brutus
mengelurkan jurus andalannya yaitu makian dan kata kasar yang sudah sering
dilontarkan kepada anak-anak camar dilingkungan tersebut. Sebagaimana yang diketahui
bahwa lidah bisa lebih tajam dari pada pedang, bahkan seorang legendaris dan
orang yang paling bijaksana pun bisa melakukan sesuatu hal bodoh ketika
tersinggung. (Out of the contecs: z. zidane kapten timnas france menghamtam materazi
bek timnas italy setelah ibunya di ejek. Kemudian valentino rossi menerjang motor
marques setelah tersinggung) itulah yang dilakukan oleh ruri, karena tidak
tahan dengan perlakuan brutus sedangkan ia tidak berdaya untuk melawan ruri pun
terbang meninggalkan sarang dan kawan-kawannya. Sebenarnya ini bukan perlakuan
pertama brutus, beberapa bulan yang lalu hal yang sama juga dilakukan brutus
kepada anak camar yang lain. Sahabat-sahabat ruri tidak terima dengan kejadian
tersebut Karena dirasa sudah keterlaluan dan melampaui batas, sehingga
melaporlah pemuka kelompok anak camar kepada salah satu pemimpin diantara
mereka yang bernama ‘hera’ untuk menyiapkan aksi pemberontakan dan kudeta
terhadap kedudukan brutus, sebagai seorang yang diambil sumpahnya untuk
bersikap bijak dalam melayani, maka hera pun menindak lanjuti hal tersebut
dengan bijaksana “wahai sahabat-sahabatku, ada baiknya kita bicarakan dulu hal
ini kepada raja, kita tidak boleh bertindak gegabah karena akan merugikan
kelompok kita sendiri, kita harus menyampaikannya dengan baik untuk dapat
ditindak lanjuti dengan baik” mendengar hal tersebut anak-anak camar yang
lainpun setuju. Dan sang raja bersedia menemui rakyatnya untuk mendengarkan
aspirasi hera dan yang lainnya. Semoga dengan pertemuan tersebut keadilan bisa
ditegakan dan apa-apa yang sudah melenceng mulai diluruskan.
Karena
sejauh ini anak camar tersebut sudah mulai baik dan loyal, ketika disampaikan
anak camar tidak boleh memiliki kucir dan harus dipotong seminggu sekali,
dengan cepat mereka menyesuaikan, ketika dikatakan anak camar tidak boleh
menyuruh adiknya menemuinya di sarang, maka mereka pun patuh, tetapi kenapa
perlakuan tidak adil masih dirasakan untuk anak camar yang menuju ke tahap
pendewasaan. Memang tidak semua ayah camar itu buruk ada juga yang dengan gaya
motivasi dan keteladanan, dan terbukti pembinaan seperti itu lebih berhasil
daripada yang dilakukan oleh brutus yang brutal, sewenang dan tidak pandai
menempatakan diri dengan lingkungan.
Anak-anak
camar sangat berharap agar mendapat pencerahan tentang perihal tersebut dan
juga semoga ruri yang terbang sendiri di malam hari dapat selamat dan segera
kembali ke sarang, tetaplah semangat ruri. Badai pasti berlalu dan berdoalah
karena doa yang teraniaya akan di jabah oleh tuhan sang penguasa seluruh
mahkluk.
...........bersambung